Dewan Pendidikan Soppeng sebut Ada 30 Persen Pendidik Terjerat Pinjol dan Rentenir
KABAR NEGARA | SOPPENG - Fakta mengejutkan diungkap Dewan Pendidikan Kabupaten Soppeng. Lembaga ini menyebut ada sekira 30 persen pendidik di Soppeng terjerat pinjaman online dan rentenir.
Polling digelar tertutup dengan fasilitas WhatsApp dalam rentang 1 - 7 Oktober 2025. Responden diambil dari sejumlah guru pada sejumlah sekolah terpilih, dengan metode multistage random sampling. Jawaban diberikan responden dari smartphone mereka secara langsung.
Dari perkiraan persentase itu, maka tak kurang dari 1.200 pendidik telah terjerat ajakan memakai jasa pinjaman online dan praktek rentenir, sehingga berpotensi terjerat lebih dalam. Jumlah guru di Soppeng dan TK hingga SMA/SMK tak kurang dari 4.000 orang.
"Ini kondisi yang sangat memiriskan karena terjadi di dunia pendidikan kita. Artinya, bukan hanya pendidik itu yang terancam dari sisi finansial tetapi juga bisa berdampak pada siswa-siswi yang bergantung pada pemahaman keuangan guru mereka sendiri," kata Ketua Dewan Pendidikan Soppeng, Dr. H. Nurmal Idrus, SE, MM. Kamis, (9/10/2025).
Nurmal mengaku pihaknya masih akan terus menelusuri data itu dengan riset yang lebih detail untuk menemukan angka pastinya. "Perlu ada riset lebih tajam dan dalam. Ini ancaman serius pada dunia pendidikan kita dan berpotensi merusak semua sistem pendidikan kita," katanya.
Untuk hal itu, Nurmal meminta semua pihak untuk terlibat dalam memerangi fakta itu. "Kami meminta semua pihak bisa terlibat terutama kalangan perbankan. Setidaknya, ada sosialisasi yang lebih banyak mengenai literasi keuangan untuk kalangan pendidik kita. Semua terjadi salah satunya karena ketidaktahuan mereka terhadap pengetahuan literasi keuangan," ujarnya.
Dewan Pendidikan Soppeng sendiri telah merancang sejumlah langkah menghadapi fenomena jeratan pinjam online itu. "Salah satunya dengan rutin melakukan pengawasan terhadap para pendidik kita. Memberi pemahaman terus menerus terhadap bahaya pinjol itu sendiri," pungkasnya.