Cegah Kebingungan Pelajar, Dewan Pendidikan Soppeng Larang Kitab Taurat Bugis Beredar Bebas
KABAR NEGARA | SOPPENG – Kontroversi penerjemahan Kitab Taurat ke dalam bahasa Bugis oleh konsultan asing Mr. Douglas semakin memanas. Dua tokoh di Soppeng, Presidium KAHMI A. Akbar dan Ketua Dewan Pendidikan Dr. Nurmal Idrus, mendesak agar distribusi karya tersebut dihentikan sampai ada penjelasan resmi dan pengujian akademik.
Presidium KAHMI Soppeng, A. Akbar, mempertanyakan relevansi penerjemahan kitab Taurat ke bahasa Bugis di wilayah yang mayoritas Muslim dan Kristen.
“Untuk siapa kitab ini diterjemahkan? Soppeng tidak memiliki penganut Taurat. Tanpa penjelasan, karya ini hanya memicu kebingungan. Kami mendesak forum klarifikasi terbuka dan uji akademik sebelum kitab ini diedarkan,” tegas A. Akbar, Minggu (28/9/2025).
Ia menambahkan bahwa karya keagamaan harus memenuhi kaidah ilmiah dan memiliki legitimasi otoritatif.
“Kalau disebut karya ilmiah, metodologi dan sumbernya harus diuji oleh lembaga berwenang. Tanpa itu, publik berhak mempertanyakan otoritas penyusunnya,” ujarnya.
Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Soppeng, Dr. Nurmal Idrus, juga mengambil sikap tegas dengan mengimbau seluruh sekolah dan perpustakaan untuk menahan diri.
“Kami meminta semua sekolah, perpustakaan desa, dan perpustakaan daerah tidak menerima sumbangan kitab ini sebelum ada rekomendasi resmi dari Kementerian Agama dan pakar bahasa,” tegas Dr. Nurmal.
Menurutnya, distribusi bebas kitab ini berpotensi menimbulkan kebingungan di kalangan pelajar.
“Kami tidak ingin peserta didik mempelajari materi yang belum jelas otoritas dan keabsahannya,” tambahnya.
Hingga berita ini diturunkan, Mr. Douglas belum memberikan pernyataan resmi mengenai motivasi, sumber naskah, dan metode penerjemahan yang digunakan. Masyarakat Soppeng kini menunggu klarifikasi agar polemik ini tidak semakin meluas.
